Selasa, 24 Februari 2015

Contoh Drama



HARI YANG MENGESANKAN

Rabu, 22 Mei 2013 lalu tepat hari ulang tahun Bona yang ke-13.  Tentu teman sekelasnya tak tinggal diam mempunyai rencana jahil untuk merayakan hari ulang tahunnya. Saat Bona tiba di kelas pada pagi hari, semua temannya memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadanya, tapi Bona tidak tahu jika ada sesuatu dibalik ini semua.
Teman-teman  : “Happy Birthday Bona.”
Bona                : “Ooh, terima kasih kawan.” (Dengan wajah berseri-seri karena semua temannya
mengingat hari ulang tahunnya)
Irene                : “Happy Birthday Bon, semoga panjang umur, makin cantik, pinter, dan sehat
selalu”
Bona                : “Amin..Makasih Irene.”
Riri                  : “Oi, happy birthday Bon, semoga makin sukses, cerewetnya jangan lupa
dikurangi.”
Bona                :”Hmm,iya-iya. Sip my bro.”
            Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi, semua siswa masuk ke kelas masing-masing dan pelajaran pun dimulai. Menikmati dan memahami apa yang diterangkan guru, tapi ditengah pelajaran Irene pun memulai aksinya sebagai rencana menjahili Bona di hari ulang tahunnya ini, Irene mencoba untuk mengambil buku Bahasa Jawa milik Bona tanpa sepengatahuannya, aksi ini semakin mudah dilakukan karena Bona sebangku dengan Irene. Lalu Irene membawa buku tersebut untuk diberikan kepada Bona dan…
Irene                : “Eh Ga, tolong ini bukunya Bona kamu sembunyikan ya. Jangan sampai dia
curiga tentang rencana semua ini.”
Arga                : “Hmm pasti dia mau dikerjain kan?” (Arga sudah bisa menebak apa yang akan
dilakukan teman-temannya selanjutnya)
Irene                : “Pasti dong, kemarin aku sama teman yang lain sengaja pulang terlambat buat
nyusun rencana ini.”
Arga                : “Beres!”
Irene                : “Sip, tos dulu dong” (Tertawa dengan suara yang ditahan)
            Saat bel istirahat pertama berbunyi, Irene, Bona,, Ariffa, dan Yuke pergi ke kantin bersama. Dan Bona masih belum curiga tentang rencana ini.
Bona                : “Ayo,buruan. Laper banget nih!”
Yuke               : “Ish, bawel banget. Sabar dikit dong.”
Irene                : “Ooh Bona gak sabar buat traktir kita Yuk, kan sekarang ulang tahunnya.”
Yuke               : “Aha, Bon traktiran lho..”
Ariffa              : “Tak tunggu traktirannya..”
Bona                : “Ish, cepet! Gak punya duit. Buruan,laper banget..”
Yuke               : “Iya iya, dasar centil bawel”
Bona                : “Eehh..”
            Saat di kantin, mereka makan bersama serta tawa dan canda menyelimuti waktu makan mereka. Selesai makan..
Yuke               : “Alhamdulillah, kenyang banget..”
Bona                : “Iya, kenyang buanget malah. Ini porsi lebih banyak dari biasanya dan ternyata
habis. WOW”
Irene                : “Dasar kebo centil”
Bona                : “Eeh..”
Ariffa              : “Bon, traktiran dong,hehe”
Bona                : “Iya-iya. InsyaAllah besok ya..”
Yuke               : “Serius Bon, kita tadi cuma bercanda lho..”
Bon                 : “Iyaa,serius..Aku juga pengen nraktir kalian, sekalian amal. Hehehe”
Irene                : “Ahahaha..Keboku baik banget”
Bona                : “IRENE!!!”
Irene                : “Hehe..bercanda Bon! Serem amat.”
Ariffa              : “ Makasih ya Bon, tadi kita cuma bercanda aja sebenarnya.”
Bona                : “Iya Rif, sama-sama. Aku sendiri juga punya rencana gitu soalnya. Ayo balik ke
kelas, mau masuk lho..”
Yuke               : “Ayo..”
            Saat mereka kembali ke kelas, Bona mulai terlihat sedikit curiga karena melihat teman-teman yang berada di kelas tersenyum sendiri sambil memandanginya.
Bona                : “Irene, kenapa mereka memandangiku seperti itu?”
Irene                : “Ha?
Bona                : “Kenapa?”
Irene                : “Lupakan saja, lebih baik dengerin musik aja”
Bona                : “Hmm, iya lah”
            Saat pelajaran Bahasa Jawa berlangsung, semua siswa sibuk mempersiapkan buku masing-masing. Bona terlihat gusar karena tidak menemukan bukunya, padahal dia sudah menyiapkannya sejak di rumah.
Bona                : “Rene, buku ku kok gak ada?”
Irene                : “Lho kok bisa Bon? Mungkin kamu lupa masukin ke tas”
Bona                : “Hmm, semalam sudah aku masukin ke tas. Serius”
Irene                : “Coba cari lagi Bon..(Memasang muka serius, padahal di dalam hati menahan tawa
yang hampir meledak)
Bona                : “Irene, nggak ada? Gimana ni? (Menahan rasa gelisah)
            Tak lama kemudian, Bu Titi meminta kami untuk mengacungkan buku tersebut. Bona semakin gusar karena tak bisa menemukan buku tersebut.
Bu Titi             : “Coba anak-anak, acungkan semua buku kalian. Ibu akan memeriksa siapa yang
tidak membawa buku hari ini.”
            Semua siswa mengacungkan buku mereka masing-masing, kecuali Bona yang terlihat sangat cemas mencari bukunya.
Bu Titi             : “Bona, dimana bukumu?”
Bona                : “Maaf Bu sebelumnya, semalam saya sudah menyiapkan buku tersebut. Tapi, saat
saya akan mengambilnya, buku itu sudah tidak ada di dalam tas saya lagi bu.”
(Mimik mukanya terlihat sangat gugup dan berbicara sedikit terbata-bata).
Bu Titi             : “Tidak mungkin, mana bisa buku dapat berjalan sendiri. Ayo maju ke depan”
            Bona segera maju ke depan kelas sesuai perintah Bu Titi. Situasi kelas saat itu sangat hening dan semua mata tertuju pada Bona yang berjalan dengan cemas.
Bu Titi             : “Kamu sudah merasa pintar? Berani sekali tidak membawa buku!”
Bona                : “Tidak bu, tapi..”(Sebelum menyelesaikan pembicaraannya, Bu Titi sudah
memotong pembicaraanya terlebih dulu)
Bu Titi             : “Tidak perlu banyak alasan! Lebih baik terus terang saja kalau tidak bawa buku.
Jangan berbelit-belit. Cepat katakan! (Dengan muka merah padam menahan
amarah)
Bona                : “Saya tidak berbohong Bu. Saya sudah menyiapkannya semalam”(Dengan suara
gemetar sembari menahan air mata)
Bu Titi             : “Tapi buktinya, bukunya tidak ada kan? Sebagai hukumannya, lebih baik kamu
sekarang membersihkan kelas ini sampai bersih. “
Bona                : “Iya Bu”(Dengan wajah menunduk sambil berlinangan air mata dan menahan malu
sambil berlalu pergi menuju kamar mandi untuk mengambil air)
Bu Titi             : “Dengar ya anak-anak, jangan sampai hal ini terulang kembali. Hal seperti ini dapat
memakan banyak waktu hanya karena hal yang tidak penting seperti ini.” (Sambil
melirik Bona yang masih berada di ujung pintu)
            Tak lama kemudian, Bona kembali ke kelas dengan membawa sekaleng air. Di dalam kelas Bona melihat teman-temannya hanya diam sambil menahan tawa, sedangkan Bu Titi yang masih duduk di kursinya terlihat juga menahan tawa. Bona hanya diam melihat tingkah laku teman-temannya dan memulai membersihkan kelas. Beberapa menit kemudian, bel istirahat kedua berbunyi. Saat itu juga suasana kelas tiba tiba hening dan….
Teman-teman  : “Happy Birthday Bona!!!!”
Semuanya menunjukkan wajah ceria tanpa sedikit pun rasa bersalah. Sedangkan Bona langsung tertunduk dan menangis sesenggukan karena merasa terkejut sekaligus senang. Dan mereka pun akhirnya saling berpelukan, tak lupa pula Bu Titi meminta maaf atas aktingnya dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada Bona.
Bu Titi             : “Selamat ulang tahun ya nak, semoga makin sukses, sehat selalu,panjang umur dan
maafkan perlakuan ibu tadi. Itu semua hanya permintaan anak-anak untuk
mengerjaimu.”
Bona                : “Iya bu, tidak apa-apa. Terima kasih. Buat teman-teman, terima kasih ya atas
semua kejutan ini. Ini ulang tahun yang sangat berkesan buatku.”











AFWAH RENATA P.
9G/14
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar